Senin, 12 April 2010

Contoh Extended Abstrak

INOVASI MEDIA DAN METODE PEMBELAJARAN KIMIA UNTUK PENGAJARAN LAJU REAKSI DI SMA KABUPATEN SAMOSIR
Sitti Darna , Artikel Eva G.W Siallagan
Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Negeri Medan, Jl. Wiilem Iskandar Psr. V. Medan, Sumatera Utara, 20221; E-mail : sitidarna@yahoo.co.id
Pembelajaran yang inovatif dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik, meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran menuju pembaharuan yang berasal dari pemikiran kreatif, temuan dan modifikasi yang memuat ide dan metode yang digunakan untuk mengatasi suatu permasalahan pendidikan. Salah satu inovasi dalam pengajaran kimia untuk pengajaran Laju reaksi ialah penggunaan gambar-gambar yang bergerak (animasi) dalam pendiskripsian konsep laju reaksi, selain mengkronkitkan yang abstrak juga dapat menambah minat dan perhatian siswa sepanjang proses belajar mengajar. Berdasarkan hal tersebut maka diadakan suatu penelitian yang diharapkan dapat mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa untuk pokok bahasan laju reaksi antara siswa yang dibelajarkan dengan media komputer dan siswa yang diajar dengan gabungan media komputer dengan demonstrasi, serta siswa yang diajar dengan metode praktikum. Selanjutnya dengan inovasi dalam pengajaran kimia tersebut juga diharapkan dapat mengetahui perbedaan motivasi belajar siswa yang diajar dengan media komputer, siswa yang diajar dengan gabungan media komputer dan demonstrasi, serta siswa yang diajar dengan metode praktikum.
Populasi penelitian ini ialah SMAN 1 Pangururan, SMAN 2 Pangururan dan SMAN 1 Simanindo Kabupaten Samosir di kelas XI IPA dan sampel diambil secara proporsional sebanyak 3 kelas berjumlah 90 orang siswa setiap sekolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar serta angket motivasi belajar kimia yang divalidkan. Adapun teknik analisa data yang dilakukan adalah dengan uji ANOVA satu jalur dengan desain faktorial 3x1. Uji lanjut digunakan Uji Tuckey yang terlebih dahulu menganalisis uji persyaratan, berupa uji normalitas dan uji homogenitas. Reliabilitas tes hasil belajar (K-R-20) = 0,73 ternyata lebih besar dari rtabel = 0,29,tes yang diujicoba reliabel dengan kategori tinggi.
Hasil pengujian hipotesa menunjukkan bahwa : (1) terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan media komputer, gabungan antara media komputer dengan metode demonstrasi, serta metode praktikum yang ditunjukkan dari nilai signifikan p (sig) = 0,031 (harga p < 0,05) dengan lebih lanjut dengan uji tukey diperoleh hasil bahwa inovasi pembelajaran dengan menggunakan gabungan antara media komputer dengan metode demonstrasi adalah inovasi pembelajaran paling baik dilakukan, ditunjukkan dari nilai uji tukey masing-masing sekolah (SMAN 1 Simanindo = 0,6690, SMAN 2 Pangururan = 0,6596 serta SMAN 1 Pangururan = 0,6661) dimana nilai-nilai ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan uji tukey inovasi pembelajaran dengan media komputer maupun dengan metode praktikum.(2) Terdapat perbedaan motivasi belajar kimia siswa dengan inovasi pembelajaran yang dilakukan pada masing-masing unit sekolah (SMAN 1 Simanindo dengan nilai signifikan p ( sig(2-tailed) = 0,023 dan berdasarkan uji lebuh lanjut diperoleh bahwa siswa yang diajar dengan metode praktikum memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi = 65, SMAN 2 Pangururan dengan nilai signifikan p (sig(2-tailed) = 0,025 dan berdasarkan uji lebih lanjut diperoleh bahwa siswa yang diajar dengan gabungan antara media komputer dengan demonstrasi memiliki motivasi yang lebuh tinggi = 44,83, SMAN 1 Pangururan ditunjukkan dengan nilai signifikan p (sig(2-tailed) = 0,030 dan berdasarkan uji lebuh lanjut diperoleh bahwa siswa yang diajar dengan gabungan antara media komputer dengan demonstrasi sederhana memiliki motivasi yang lebih tinggi = 40,66.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar